Saya ingat sekali perkenalan saya dengan
film-film Thailand. Saat itu, stock film barat saya sudah mulai tipis
dan mulai terasa membosankan melihat akting-akting orang bule dan
adegan-adegan klisenya. Saya kurang suka bagaimana film romantic-comedy
barat terlalu cepat dalam masa pendekatannya. Mungkin memang karena
budaya mereka yang begitu, tapi menurut saya itu membuat chemistrynya
jadi kurang terlihat. Sekarang ketemu, tiba-tiba adegan berikutnya sudah
di ranjang. Toh, kalau mau dibuat seperti itu, cobalah membuat karakter
salah satunya memang aneh, seperti Summer di (500) Days of Summer yang
tiba-tiba main cium aja.
Dari situ, saya mulai mencari film-film
di luar Hollywood. Pilihan saya jatuh ke Thailand waktu itu. Mungkin
memang aneh, karena beberapa orang bakal memilih film Korea untuk urusan
film romantis. Tapi saat itu saya malah menontin SuckSeed. Mulai dari
situ, saya malah keranjingan sama negeri gajah putih ini. Hingga kini
sudah cukup banyak film Thailand yang saya tonton, hingga saya cukup
berani untuk mengeluarkan artikel ini. Perlu disadari, sesuai nama blog
dan preferensi saya, maka film di bawah ini genrenya ya tidak jauh-jauh
dari romantic-comedy, atau drama. Kalau Anda demen sama film horrornya
Thailand (yang juga bagus), maka Anda tidak akan menemukannya. Bukan
karena jelek, sayanya aja yang nggak suka.
Oke, here we go!
5. Hormones
Cukup sulit untuk menentukan peringkat
lima ini sebenarnya. Karena banyak sekali film Thailand yang berada pada
kasta “Oke film ini lumayan, gak outstanding, tapi juga worth to
watch”. Tapi akhirnya saya memutuskan film Hormones sebagai penempatnya.
Dari segi konsep mungkin Hormones tidak terlalu orisinil. Tapi jujur
saja, dari jajaran cast yang menarik, cerita yang tidak membosankan, dan
kadar humor yang pas cukup untuk membuat saya terhibur dan tidak
ketiduran. Satu yang saya suka juga adalah bagaimana cerita ini
diselesaikan dengan matang dan pas. Tidak dipaksakan atau harus berbau
klise.
4. SuckSeed
Inilah film pertama Thailand yang saya
tonton. Jujur, setelah menontonnya untuk pertama kali, menurut saya film
ini sangat bagus. Sempat terkagum-kagum dengan kemampuan sineas
Thailand. Tapi sayangnya, setelah saya menonton teman-temannya, saya
malah merasa kurang puas dengan SuckSeed. Meski memiliki komedi yang pol
dan cerita yang baik, namun pada beberapa titik, Suckseed berjalan
membosankan dalam durasi 2 jamnya.
3. Crazy Little Thing Called Love
Cobalah bertanya di manapun tentang
rekomendasi film rom-com Thailand. Saya berani taruhan film ini pasti
disebut. Memiliki plot cerita yang sangat simple dan klise tentang itik
buruk rupa yang mendambakan pangeran, serta berbagai jerih payahnya
untuk bisa mendapatkannya, Crazy Little Thing Called Love a.k.a. First
Love: A Little Thing Called Love ternyata mampu menyentuh sekaligus
membuat tertawa para penontonnya. Saya ingat menontonnya bersama teman
sekelas saya yang adalah cowok dan mayoritas dari mereka menangis.
Terbukti dari film ini, bahwa eksekusi memainkan peran sama pentingnya
dengan ide. Bagaimana briliannya make up dari film ini adalah salah satu
kunci dari bagaimana mereka meyakinkan kita untuk terhanyut pada
ceritanya.
2. The Billionaire
Film yang satu ini memang tidak mengumbar
romantisme. Masih ada sedikit humor yang sekalinya keluar langsung kena
banget, tapi unsur dramalah yang menjadi highlightnya. Kisah bangun
pengusaha muda dari Thailand, Top Ittipat, diperankan dengan sangat baik
oleh aktor muda yang juga bermain dalam Suckseed. Adegan demi adegan
terkesan penting dalam pembangunan titik tertinggi film ini yang jelas
ada pada endingnya. Dengan cerita yang sama sekali tidak membosankan
selama 2 jam, akting memadai, dan komedi baik, saya berani bilang bahwa
ini adalah salah satu film terbaik yang pernah Thailand buat. Film ini
sendiri cukup lama main di bioskop Indonesia, dan kabarnya sudah
menembus hingga 1 juta penonton. Well made!
1. Hello Stranger
Well, hello! Hello Stranger ini adalah
film Thailand kedua yang saya tonton. Setelah puas menonton Suckseed,
banyak sekali yang merekomendasikan film ini (bersama dengan Crazy
Little Thing Called Love). Namun, posternya yang lucu membuat saya
menonton film ini dahulu. Hasilnya, saya hanyut dalam ceritanya yang
benar-benar memainkan perasaan penonton. Ketawa.. sedih.. ketawa..
sedih.. ketawa.. dan terakhirnya kesel hahaha. Bahkan, ketika saya
menonton CLTCL sendiri setelah ini, saya cukup merasa kebanting sih.
This movie is “that” good. Seperti biasa, Thailand memang gemar membuat
film berdurasi 2 jam, tidak ada bosannya sama sekali. Bahkan saya masih
cukup sering menontonnya lagi. Salah satu faktor yang membuat film ini
berhasil tentunya adalah akting kedua pemerannya. Chemistry
dari Nuengthida Sophon dan Chantavit Dhanasevi benar-benar terlihat dan
tidak terkesan dibuat-buat. Lalu, seperti yang juga sudah saya katakan
sebelumnya, saya cukup benci bila proses pendekatan tidak digambarkan
dengan detail. Film ini mengambil waktunya dengan baik, tidak
terburu-buru dalam menyatukan karakternya. Dan pada saat karakternya
mulai bersatu, Banjong Pisanthanakun tahu betul bahwa ini adalah saat
yang tepat untuk memberikan twist dan klimaksnya sukses membuat penonton
banjir air mata. Belum lagi ditambah endingnya yang pasti bakal membuat
semua penonton kesal.. #upss
0 komentar:
Posting Komentar